Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sudah Lumpuh, Jamkesmas pun Tak Punya

17/10/2010 18:56 | Kemiskinan
Liputan6.com, Jakarta: Siti Hasanah, remaja berusia 15 tahun, mengalami kelumpuhan karena kerusakan syaraf dan tidak punya biaya. Ia hanya tergolek di tempat tidur sehingga pertumbuhan tubuhnya tidak berjalan normal.

Ia juga tidak bisa berbicara maupun makan. Dalam keseharian, Siti hanya mendapat asupan susu botol dan bergantung pada sang ibu, Hasnawati. Di rumah sederhana di kawasan Cikarageman, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Siti hidup berdua dengan sang ibu. Ayahnya telah meninggal tiga tahun silam. Sementara, sang kakak yang menjadi tulang punggung keluarga tinggal di tempat lain bekerja sebagai penjaga masjid.

Siti membutuhkan uluran tangan para dermawan untuk kelangsungan hidupnya. Untuk biaya hidup, ia hanya bergantung pada gaji sang kakak yang pas-pasan dan bantuan sebuah yayasan sosial. Ironisnya, Siti juga tidak terdaftar sebagai penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dari pemerintah.(ASW/ANS)
 
Analisa:
Sudah jatuh tertimpa tangga, masuk comberan pula. Mungkin inilah istilah yang pas untuk kondisi keluarga Siti. Namun apa boleh dikata, beginilah potret kemiskinan di negeri ini. Bahkan program pemerintah berupa Jamkesmas tidak menjangkau keluarga ini pula. Sebenarnya apakah program ini sudah benar-benar pro rakyat dan tepat sasaran atau hanya sekedar program kampanye untuk mengambil hati rakyat. Seringnya berita seperti ini membuat saya tidak ragu bahwa banyak Siti-Siti lain diluar sana dengan kondisi serupa.
Ada baiknya pemerintah lebih memperhatikan rakyat-raykat seperti keluarga Siti. Jika ada program kerja, laksanakan benar-benar, jangan hanya enak dibaca atau didengar. Jangan lupa juga setelah program dilaksanakan perlu ada pengaturan dan evaluasi. Jangan sampai uang dari rakyat untuk rakyat menjadi sasaran korupsi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Kalau perlu lakukan inspeksi mendadak supaya apa yang terjadi di lapangan itu real.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perkelahian Dua Siswi SMK Terekam Kamera

Liputan 6 - Jumat, 22 Oktober
Liputan6.com, Takalar: Saling pukul, tendang, dan banting. Begitulah perkelahian dua siswi di lapangan Jenderal Sudirman, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, yang terekam lewat kamera telepon selular. Bukannya segera melerai, sejumlah pelajar lain justru asyik menonton perkelahian itu, termasuk murid sekolah dasar. Perkelahian berakhir setelah beberapa orang memisahkan kedua siswi itu.
Dalam video, tak jelas nama sekolah yang tertera di seragam kedua siswi. Namun, diduga keduanya pelajar salah satu SMK di Takalar. Video perkelahian itu kini tersebar di kalangan pelajar. Umumnya para pelajar menyayangkan perbuatan kedua siswi itu. "Tidak memiliki moral, tidak malu dilihat orang," kata Wahida, salah seorang pelajar, Kamis (21/10).
Lalu bagaimana sikap pihak sekolah "Kita akan telusuri. Kita panggil orangtuanya," kata Wakil Kepala Sekolah SMK 2 Takalar Nasrul.
Hingga kini, belum diketahui penyebab perkelahian itu. Namun, apa pun motif perkelahian, pihak sekolah akan menindak tegas dan memberikan sanksi kepada mereka.(BOG)

Analisa:
Orang kelahi kok malah ditonton, bukan dilerai. Emangnya sedang nonton adu ayam. Sangat disayangkan sekali karena sifat sosial kita sekarang ini sedikit demi sedikit telah terkikis oleh individualisme. Yang namanya bahu membahu ataupun tolong menolong itu sudah sangat jarang ditemui apalagi di perkotaan. Istilah anak gaul: "Lue-lue, gue-gue". Saya juga pernah mengalami hal serupa beberapa waktu yang lalu dimana korbannya adalah adik saya sendiri. Dia dan temannya dipukul oleh sekelompok anak preman yang melintas di gang rumah. Tak ada yang menolong ataupun melihat keluar rumah, padahal di depan rumah kami ada 2 rumah yang sedang beraktifitas (diruang tamunya) dengan pintu rumah terbuka. Saya juga tidak tahu apakah mereka tidak mendengar atau memang tidak peduli. Tapi inilah realita hidup sekarang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Saatnya Untuk Turunkan Suku Bunga

Selasa, 19 Oktober 2010 | 08:59 WIB
     JAKARTA, KOMPAS.com — Saat ini arus modal jangka pendek yang masuk ke Indonesia relatif deras. Apresiasi rupiah pun relatif tinggi di antara mata uang lain. Seharusnya, momentum ini dapat dimanfaatkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga akan menggerakkan sektor riil.
     Pendapat itu disampaikan Dradjad Wibowo dari Sustainable Development Indonesia di Jakarta, Senin (18/10/2010). ”Tingginya lending rate (bunga pinjaman) merupakan salah satu biaya tinggi Indonesia. Ini menjadi faktor penekan daya saing Indonesia,” kata dia.
     Saat ini, menurut Bank Dunia, suku bunga kredit di Indonesia 13,6 persen, suku bunga simpanan 8,5 persen, dan rentang suku bunga 5,1 persen. Di China, suku bunga kredit 5,3 persen, suku bunga simpanan 2,3 persen, dan rentang suku bunga 3,1 persen.

Analisa:
Penurunan dari suku bunga ini diharapkan akan mendorong sektor riil sebab:
1. Investor akan masuk untuk menanamkan modalnya. Dalam artian akan ada kegiatan peminjaman. Dengan suku bunga yang rendah cost juga rendah. Dengan demikian maka usaha-usaha yang mengalami kendala permodalan akan teratasi.
2. Pembiayaan untuk membangun infrastruktur juga lebih memungkinkan. Seperti kita tahu kegiatan ekonomi Indonesia sangat terkendala dalam hal infrastruktur.
Namun tidak selamanya suku bunga yang rendah juga membawa pengaruh positif, kadang kala ada dampak negatifnya, yakni:
Akan ada kecenderungan larinya dana keluar negeri karena kesenjangan antara bunga tabungan dan investasi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Creative Plays Central Role in Campaign Success

NEW YORK: Strong creative plays a more important role than media plans in boosting sales, according to a new study.

ComScore ARS assessed numerous digital and TV ad campaigns, measuring the shift in shopper preferences via a "simulated purchase exercise" among one panel exposed to communications, and one which was not.

It found 52% of any increase in market share could be attributed to the "quality" of the creative work concerned.

Media plans – including variables like gross rating points, wear out, continuity and scheduling – provided just 13% of this growth.

Broader dynamics such as price, promotion and distribution were responsible for the remaining 35%, the company stated.
(06 Oktober 2010)
Why we should creative?
Because we should fulfill our customer needs. We give our customer something different that can not be given by the other competitors. We must create something that can not be copied easily. By doing this, we can keep surviving. Customers also remain us as special brand in their mind. Some brands which have done this are Indomie and Lux Soap. No one can compete with Indomie as the most preferable noodle. If we are hungry and would like to eat noodle, we will remember Indomie. Meanwhile for Lux itself, it comes as stars soap. Lux always uses famous women celebrity in advertising. It creates that we will become the stars if we use Lux.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jumlah Pengangguran Kian Naik

PONTIANAK – Kepala Bidang Tenaga Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Pontianak Kusyadhi mengatakan tenaga kerja Kota Pontianak mencatat jumlah angkatan kerja yang menganggur tahun 2009 mencapai 14 ribu orang. Sebanyak 28 persen atau kurang lebih 4 ribu diantaranya adalah tamatan sekolah menengah atas (SMA).“Jumlah tersebut, jika dilihat dari grafik tahun 2008, ada kenaikan jumlah pengangguran, di mana tahun 2008 sebanyak 13.261 orang, naik 739 orang pada 2009. ” tambah Kusyadhi, di Pontianak. Namun, terang Kusyadhi, dari jumlah itu, 30 persen diantaranya sudah memiliki pekerjaan, baik diterima di perusahaan swasta, berwiraswasta, dan lainnya

Perlu diketahui, hingga Februari 2010, jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Barat mencapai 2,28 juta orang. Jumlah itu naik sebanyak 76 ribu orang dari Agustus dan 20 ribu bulan Februari di tahun sebelumnya. Sementara jumlah penganggur terbuka keadaan bulan Februari 2010 naik sebanyak 5,5 ribu orang, jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2009, dan mengalami penurunan hanya sebanyak 2 ribu orang jika dibandingkan keadaan Februari 2009. Selama setahun terakhir penganguran terbuka untuk perempuan terjadi penurunan yaitu sebesar 4,8 ribu orang dan penduduk laki-laki naik sebanyak 6,8 ribu orang.
Dikutip dari: http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=40581
(Sabtu, 09 Oktober 2010)

     Jumlah penggangguran yang tinggi memang menjadi salah satu masalah sosial bagi negara-negara berkembang tak terkecuali Indonesia. Dari informasi yang telah dipaparkan di atas maka kita dapat tahu bahwa jumlah pengangguran di Pontianak sangat tinggi. Lebih dari seperempatnya adalah lulusan SMA. Hal ini dikarenakan lulusan SMA tidak dibekali dengan keterampilan-keterampilan kerja seperti halnya lulusan SMK. Belum lagi pertambahan jumlah lapangan kerja yang tidak dapat mengimbangi jumlah lulusan dari sekolah. Hasilnya... yang tidak memiliki cukup kecakapan untuk terjun ke dunia kerja akan tersisih.
      Jika kita ingin bertahan di zaman yang penuh dengan persaingan maka kita harus mempunyai keterampilan dan kecakapan yang bukan hanya dapat dipakai oleh perusahaan tetapi juga dapat diandalkan. Dalam hal ini saya artikan bahwa kita harus mempunyai suatu perbedaan (differentiation) yang membuat kita pantas dan layak untuk mendapatkan dan dipertahankan dalam pekerjaan tersebut. Selain itu keterampilan berbahasa asing sekarang ini saya rasa sangat penting sekali. Minimal kuasailah bahasa inggris sebagai pendukung masa depan. Akan jauh lebih baik lagi jika dapat menguasai bahasa mandarin. Yang terakhir kita harus dapat mengoperasikan komputer tentunya karena hampir semua hal di dunia kerja sekarang ini menggunakan sistem komputerisasi.
Intinya: we should have a differentiation.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS