Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pemerintah Harus Tekan Harga

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=161942:pemerintah-harus-tekan-harga&catid=15:sumut&Itemid=28
Sunday, 12 December 2010 13:02   

MEDAN - Pemerintah dewasa ini terus berusaha meningkatkan produksi berbagai kebutuhan, agar lonjakan harga yang terjadi di setiap mendekati hari besar keagamaan seperti Natal dan tahun baru ini tidak naik atau minimal bisa ditekan.

"Swasembada bahkan surplus harus dicapai untuk semua produksi yang menjadi kebutuhan mulai tebu untuk gula dan padi untuk beras dan itu sudah menjadi target pemerintah," kata anggota DPD RI utusan Sumatera Utara (Sumut), Parlindungan Purba, siang ini.

Disebutkan, pemerintah harus membuat "grand desain" khususnya dalam pemberasan. Kenaikan harga berbagai barang di setiap hari besar keagamaan seharusnya tidak terjadi lagi.

"Bayangkan, harga IR64 atau jenis medium di Sumut itu sudah naik rata-rata Rp700 per kg. Kondisi itu harus diatasi termasuk dengan OP," katanya.

OP hanya solusi sementara, tetapi harus ada cara tepat agar kenaikan harga dan produksi yang ketat tidak terjadi lagi, kata Parlindungan.

Pedagang pemasok beras di Pasar Petisah, Jaya, mengakui, IR64 kualitas rendah masih bertahan Rp205.000 dari Rp185.000 per karung isi 30 kg, sementara jenis IR64 lainnya sudah Rp217.000 dari Rp195.000 per 30 kg. Untuk jenis arias dewasa ini, sudah Rp8.500 per kg dari Rp8.000 per kg sebelumnya.

Diakui, kenaikan harga beras tertinggi terjadi di jenis medium, bukan di kelas menengah keatas, kata pemilik UD Jaya Jadi itu.

Analisa:

Mengapa harga beras dan kebutuhan sembako lainnya tinggi???
     Karena produksinya tidak elastis, artinya kuantitas yang diproduksi kurang sensitif terhadap harga jual. Pada saat harga jual naik banyak, kenaikan produksi relatif sedikit, karena areal tidak bertambah secara otomatis. Bahkan saat ini sudah banyak areal pertanian berubah menjadi perumahan dan kawasan industri. Produksi pun tidak elastis karena teknologi yang digunakan dalam pola tanam tidak berkembang. Keterbatasan teknologi serta pola tanam yang baik masih kurang. Ditambah lagi harga pupuk dan bibit unggul yang tinggi. Meski di Cianjur sudah ada percobaan panen 4x setahun dengan hasil 8 ton per hektare, tetapi di tempat lain belum tentu sama.
     Gangguan cuaca seperti banjir dan tanah longsor juga sangat mempengaruhi tingkat produksi, belum lagi hama yang beragam jenisnya, sementara bahan-bahan pokok pengganti (substitusi) beras sangat terbatas jumlahnya dan budaya penduduk yang masih lebih suka makan nasi. Faktor-faktor itu, diperburuk lagi dengan tidak lancarnya jalur distribusi dan transportasi yang belum sempurna sehingga harga barang kebutuhan pokok yang cepat rusak seperti cabe dan bawang meningkat. Selanjutnya, di Indonesia pasar beras dimonopoli oleh Bulog yang menetapkan harga berdasarkan dua kepentingan, petani sebagai produsen padi tidak dirugikan dan konsumen mampu membeli beras. Ini agak sulit, karena di negara lain biasanya yang diutamakan satu kepentingan saja.

Untuk menghadapi masalah kenaikan harga sering sekali diadakan OP alias Operasi Pasar. Memang dapat sedikit membantu tetapi tidak secara permanen. Disini pemerintah perlu memikirkan lebih mendalam tentang cara mengatasi permasalahan harga ini.

Dalam artikel juga disebutkan bahwa beras yang mengalami kenaikan harga adalah jenis premium, bagaimana nasib mereka yang hidup pas-pasan??? Gaji tetap, sembako mahal. Ga makan, lapar+konsentrasi rendah. Bagaimana bisa produktif???

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Merry Len Walker mengatakan...

sekarang harga sembako semakin merangkak naik. Belum lagi harga minyak yang semakin tinggi (tanpa ada subsidi). Sayur mahal,seafood juga susah ketemu, (jeritan suara rakyat).

tapi,tidak ada gunanya kita menjerit,meraung-raung,dst,,dst.. lebih baik kita usaha untuk ngisi perut. kalau tidak mampu hari ini usaha lagi lebih keras besok. kerja keras pasti akan ada hasilnya suatu saat nanti. ^^

Veranica Zhang mengatakan...

waduh..susah jg ya klo harga kebutuhan pokok kian meningkat. Rakyat dari kalangan menengah ke bawah harus mengikat perutnya lebih kencang lagi karena semakin tidak mampu membeli beras. Bagaimana bs meningkatkan kesejahteraan rakyat jika harga2 kian melambung? seharusnya dilakukan subsidi silang sehingga rakyat juga dapat menikmati beras.Sekian.

Posting Komentar